Antara Hantu dan Tuhan
Hari minggu kemarin adalah hari minggu yang sangat melelahkan buatku. Kenapa tidak, sehari sebelumnya aku dan 3 orang mantan roommate yang semuanya perempuan kembali dalam reuni kecil. Setelah selesai latihan koor untuk persiapan kami ke hari minggu besoknya, kami berempat Aku, Purnama, Dewi dan Riris berlalu menuju warung tenda yang menjadi langganan kami.
Apa yang kami bicarakan sehingga larut malam adalah gosip di sekitar kami juga. Orang-orang yang seharusnya kami percayai sebagai bagian dari keluarga ternyata tidak seperti yang kami harapkan. Kami sepertinya lupa kalau besok kami masih harus beraktivitas, karena tawa dan suara kami sangat mendominasi kala itu.
Bangun pagi dan menikmati karunia Tuhan hampir saja membuat diriku terlambat karena saking menikmati tidur. Dengar terburu-buru seperti biasa pergi ke gereja. Kebaktian jam 10 sepertinya sudah di set selama hampir 2 jam, diluar ada babtisan kudus atau naik sidi.
Setelah selesai kebaktian, dilanjutkan dengan perpisahan kepada guru huria kami, Gr.R.Simanungkalit. Sejujurnya tak perlu dibahas karena terjadi episode sinetron yang mengeluarkan airmata,
Dilanjutkan kembali dengan ramah tamah sambil makan siang di gedung serba guna. Semuanya seperti biasa. Dan yang hadir saat itu yah, orang-orang yang biasa hadir kalau ada perpisahan. Dan menu makanannya juga yang itu-itu juga, bosan. Ada saksang, ikat arsik, pecal, sup B2. Thats all. Pantasan aku nggak nambah-nambah, karena perutku kemungkinan udah bersahabat dengan jenis makanan ini.
Usai perpisahan sudah menunjukkan angka pulul 3 sore. Kebiasaan bergosipku dengan K-Ko (Kakak diaKones,red) kami lanjutkan dengan mengunjungi pos sekolah minggu yang sudah jalan yaitu Sekolah minggu Baloi Kolam dan yang sedang direncanakan untuk dibuka sekolah minggu Baloi Kebun. Rencananya akan mulai bulan september nanti.
Semuanya itu kami lakukan dengan berjalan kaki. Terasa sekali bagaimana capeknya kaki kami.
Kami singgah sementara untuk mengembalikan energi kami di rumah salah seorang jemaat kami. Keluarga ini adalah salah seorang yang memberikan hati dan pikirannya untuk memberi buat gereja. Tidak heran kalau Tuhan memberikan berkat yang melimpah kepada mereka sebagai kepala cabang Bank Mandiri. Wow....
2 Jam waktu kami berdiskusi dengan beliau serasa kurang dan ternyata kantuk yang kami rasakan serasa sudah hilang. Beban yang dirasakan amang itu sebagai pimpinan sangat menyita waktunya untuk keluarga dan bersosial. Terlihat dari pudarnya rasa percaya dirinya walaupun rasa percayanya kepada Tuhan Yesus Kristus masih diakuinya. Cuma satu hal yang sampai sekarang diyakini adalah kalau dia disertai oleh arwah oppung dolinya (roh kakek) kemanapun dia melangkah.
Sepertinya dia percaya Tuhan dan hantu. Ada comment?
Apa yang kami bicarakan sehingga larut malam adalah gosip di sekitar kami juga. Orang-orang yang seharusnya kami percayai sebagai bagian dari keluarga ternyata tidak seperti yang kami harapkan. Kami sepertinya lupa kalau besok kami masih harus beraktivitas, karena tawa dan suara kami sangat mendominasi kala itu.
Bangun pagi dan menikmati karunia Tuhan hampir saja membuat diriku terlambat karena saking menikmati tidur. Dengar terburu-buru seperti biasa pergi ke gereja. Kebaktian jam 10 sepertinya sudah di set selama hampir 2 jam, diluar ada babtisan kudus atau naik sidi.
Setelah selesai kebaktian, dilanjutkan dengan perpisahan kepada guru huria kami, Gr.R.Simanungkalit. Sejujurnya tak perlu dibahas karena terjadi episode sinetron yang mengeluarkan airmata,
Dilanjutkan kembali dengan ramah tamah sambil makan siang di gedung serba guna. Semuanya seperti biasa. Dan yang hadir saat itu yah, orang-orang yang biasa hadir kalau ada perpisahan. Dan menu makanannya juga yang itu-itu juga, bosan. Ada saksang, ikat arsik, pecal, sup B2. Thats all. Pantasan aku nggak nambah-nambah, karena perutku kemungkinan udah bersahabat dengan jenis makanan ini.
Usai perpisahan sudah menunjukkan angka pulul 3 sore. Kebiasaan bergosipku dengan K-Ko (Kakak diaKones,red) kami lanjutkan dengan mengunjungi pos sekolah minggu yang sudah jalan yaitu Sekolah minggu Baloi Kolam dan yang sedang direncanakan untuk dibuka sekolah minggu Baloi Kebun. Rencananya akan mulai bulan september nanti.
Semuanya itu kami lakukan dengan berjalan kaki. Terasa sekali bagaimana capeknya kaki kami.
Kami singgah sementara untuk mengembalikan energi kami di rumah salah seorang jemaat kami. Keluarga ini adalah salah seorang yang memberikan hati dan pikirannya untuk memberi buat gereja. Tidak heran kalau Tuhan memberikan berkat yang melimpah kepada mereka sebagai kepala cabang Bank Mandiri. Wow....
2 Jam waktu kami berdiskusi dengan beliau serasa kurang dan ternyata kantuk yang kami rasakan serasa sudah hilang. Beban yang dirasakan amang itu sebagai pimpinan sangat menyita waktunya untuk keluarga dan bersosial. Terlihat dari pudarnya rasa percaya dirinya walaupun rasa percayanya kepada Tuhan Yesus Kristus masih diakuinya. Cuma satu hal yang sampai sekarang diyakini adalah kalau dia disertai oleh arwah oppung dolinya (roh kakek) kemanapun dia melangkah.
Sepertinya dia percaya Tuhan dan hantu. Ada comment?