Tidak ada yang Salah
Seorang laki-laki menghampiriku dengan terburu-buru. Dari wajahnya kelihatan kalau dia lagi sedih. Begitu banyak beban dan derita yang dipikulnya. Kulit coklatnya yang nampak masih kencang namun banyak sekali guratan disana. Aku yakin usianya masih lebih muda dari usiaku. Tapi aku juga sangat yakin kalau nasibku sangat berbeda jauh dengan nasibnya. Entah apa itu, saya tidak bisa merasakan.
Kusambut tangannya dengan genggaman tanganku. Kuberikan senyum terbaikku walaupun dia orang baru. Tak ada senyum yang kulihat di raut wajahnya, hanya kesedihan. Kugenggam erat tangannya, kurasakan ada penderitaan yang seperti mengalir dari pembuluh darahnya. Tangannya dingin, pandangannya juga dingin.
Ok Joe, ini bukan salahmu. Semua sudah terjadi, pandanglah ke depan. Sambil memegang wajahnya yang sekarang sambil sesenggukan. Aku tahu sebentar lagi air mata akan segera mengalir dari matanya......
Joe menangis dengan tetesan air mata. Aku sendiri tidak tahu apakah aku sudah menyelesaikan masalah atau malah memperkeruh masalah.
Kusambut tangannya dengan genggaman tanganku. Kuberikan senyum terbaikku walaupun dia orang baru. Tak ada senyum yang kulihat di raut wajahnya, hanya kesedihan. Kugenggam erat tangannya, kurasakan ada penderitaan yang seperti mengalir dari pembuluh darahnya. Tangannya dingin, pandangannya juga dingin.
Ok Joe, ini bukan salahmu. Semua sudah terjadi, pandanglah ke depan. Sambil memegang wajahnya yang sekarang sambil sesenggukan. Aku tahu sebentar lagi air mata akan segera mengalir dari matanya......
Joe menangis dengan tetesan air mata. Aku sendiri tidak tahu apakah aku sudah menyelesaikan masalah atau malah memperkeruh masalah.