Tuesday, December 27, 2005 

Sambal Pete dan Cah Kangkung

Oh...my God. Nikmatnya makan malam ini. Hanya itu perkataan yang keluar dari mulut gw. Saat menikmati makan malam rumahan karena semua bahan makanan diolah dalam rumah. Tahu yang dipotong-potong kecil sebesar dadu, digoreng dan disambal dengan potongan pete. Tahunya digoreng agak kering sehingga saat bertemu dengan gigi akan menimbulkan bunyi 'kriuk'. Cah kangkung yang menjadi sayur....wuih...sungguh lezatnya. Kalah dech ama warung tenda. Gw yang biasa makan tanpa doyan tambah nasi, kali ini gw harus berjuang menghabiskan 3 piring nasi. Uppss, perut gw perut karet kali yee.

Wednesday, December 14, 2005 

Puzzle Monalisa

Memasuki toko buku Lotus, kita tidak langsung berhadapan dengan buku-buku yang tertata rapi dalam rak-rak yang berjejer atau dengan buku-buku yang sengaja ditumpuk di tengah-tengah ruangan. Namun pemandangan bermacam stationery dan pernak-pernik kerajinan tangan yang sangat menarik. Seperti yang sudah ada dihadapanku sekarang. Lemari kaca yang tertutup di dalamnya terdapat kerajinan dari kertas dan karton berwarna warni yang dilipat ataupun dibentuk menjadi kotak yang berupa-rupa bentuknya. Di bagian sudut lemari terdapat boneka dari karton berwujud babi jadi-jadian dalam hikayat cina. Sementara di dasar lemari bertabutan bunga-bunga mawar berwarna merah dan kuning yang tentu saja terbuat dari karton. Aku menggeleng-geleng tidak percaya, kreativitas manusia sekarang ternyata sangatlah tinggi. Apapun bisa dijadikan sebagai sumber uang yang penting ada ide dan kemauan.

Di bagian bawah dari lemari berjejer banyak botol kaca yang bentuknya bulat namun tidak terlalu besar. Ditutup oleh sejenis material yang bercorak karung dengan bermacam warna. Dan diikat dengan tali temali yang juga bermacam warna. Di dalamnya ditaruh boneka kecil, yang saya tahu itu adalah gantungan handphone dan diisi dengn butiran-butiran pasir yang juga sudah diberikan sentuhan warna yang senada. Aku tambah takjub saat kuangkat 1 botol mendekat kepadaku, tiba-tiba musik lagu mandarin yang sudah tidak asing lagi ditelingaku memenuhi seluruh ruangan, ternyata ada speker kecil yang digantungkan sekalian dengan tali yang terikat untuk menutup botol dengan kain semacam karung.

Kucari-cari label harga dengan memutar-mutar botol, harganya sekitar 25 ribu rupiah. Kalau kutaksir biaya produksi dari souvenir ini tidaklah sampai 7500 rupiah. Wah dengan ide yang biasa-biasa saja dapat menghasilkan untung yang luar biasa.
Gw jadi teringat dengan statement Rhenald Kasali dalam acara solusi yang pernah dipandunya dalam sebuah televise swasta. Saat itu dia mengatakan, untuk memulai bisnis tidak diperlukan modal yang besar namun hanya kamauan dan ide maka akan menjadi sumber uang. Mungkin inilah salah satu contoh yang diucapkan pak Rhenald itu, pikirku.

Kutinggalkan lemari kaca itu dan musik mandarin masih keluar dari speaker kecil yang menggantung. Aku menuju kearah kotak-kotak hadiah yang didisain sedemikian sehingga cukup menarik untuk di dekati bahkan meyentuhnya dan membolak-balikkannya untuk sekedar mencari badrol harga yang sudah dipasang oleh penjual. Namun aku lebih tertarik lagi dengan gambar Monalisa yang tertempel dalam kotak berukuran 35 X 20 cm. Senyuman monalisa dimana-mana ternyata sama juga. Terakhir aku melihat senyuman monalisa adalah di karpet yang terpasang di rumah pamanku. Karpet itu dibentangkan diruang keluarga dan setiap hari digunakan untuk berbaring saat menonton televise. Dan terkadang juga diinjak saat akan mengambil sesuatu di dalam lemari yang ada di dekat televise. Namun senyuman Monalisa ternyata tidak berubah menjadi cemberut ataupun tangisan yang memilukan.

Kuambil kotak yang bergambar Monalisa dan kucari-cari informasi yang ada disetiap sisi dari kotak. Ternyata isi kotak ini adalah puzzle yang bergambar monalisa. Ada 1000 keping di dalamnya yang jika disusun dengan mengamati gambar di kulit kotak akan menjadi sebuah lukisan yang terdiri dari kepingan kepingan puzzle. Tanpa berpikir panjang aku mengambilnya karena harga yang kutemukan dalam badrolnya hanya menunjukkan angka 26 ribu rupiah. Dan untuk memastikannya, sekali lagi saya lihat dan amati dengan seksama harga yang tercantum di badrol. Aku jadi teringat dengan buku kontroversi Dan Brown soal kode rahasia Da Vinci. Dan lukisan monalisa ini adalah salah satu mahakarya dari Leonardo Da Vinci. Pikiranku langsung mencari alasan bahwa ada sesuatu dibalik aku membeli puzzle monalisa ini. Aku merasa ada 1000 kemungkinan aku bisa membongkar arti dibelakang senyuman monalisa ini. Gw pikir tidak ada hubungannya dengan sebuah film hollywood tahun 2004 yang bertajuk Monalisa Smile yang dibintangi oleh Julia Robert dan Goerge Clooney.

Sambil aku tersenyum timbul pikiran nakal dalam otakku bagaimana kalau aku membaca ulang bukunya Dan Brown yang sudah menghiasi lemari bukuku dan sambil aku memasang puzzle monalisa ini. Menurutku itu merupakan ide yang sangat bagus. Aku akan menjadi tokoh bayangan dalam bukunya. Atau mungkinkah Dan Brown akan menjadi tokoh bayangan dalam buku perdanaku yang kuusahakan agar dia bertemu dengan tokoh yang bernana Leonardo itu.

Sampai di kasir aku menyerahkan kotak berisi puzzle monalisa sambil menyodorkan 2 lembar pecahan 20 ribuan. Setelah mengetik kode harga di mesin kasir, aku sangat berharap dia mengembalikan 14 ribu rupiah. Namun ternyata aku hanya menerima 10 ribu rupiah lagi. Aku sempat berdebat dengan kasirnya dan kebetulan di situ dududk seorang security. Dari papan nama yang ada di dadanya, aku tahu namanya dalah Azis. Aku menyuruhnya untuk mengecek lagi kotak-kotak lainnya yang masih ada di lemari. Ternyata tetap sama harga yang tercantum juga seharga 26 ribu rupiah.

Si kasir sempat mendebatku, kalau harganya bukan 26 ribu, apa bapak tidak jadi membelinya? Itu merupakan pertanyaan stupid. Gw tidak mempermasalahkan harga yang 3 ribuan itu. Namun ini akan sangat berpengaruh kepada nasib ke depan toko buku ini. Kalau semua barang yang dijual di toko ini terpasang sesuatu harga yang sudah di sukai oleh seorang pembeli dan sudah menyiapkan uang pas untuk membayarkannya, tapi saat di kasir dia dikecewakan, bagaimana?
Apa sipemilik toko masih akan berharap kalau dia akan datang lagi di lain hari?
Okh......nggak perlu di jawab dgn statement, cukup dengan service yang baik.

Dan gw harus bayar dengan harga yang benar, bukan 26 ribu. Gw sedikit kecewa karena tidak ada permintaan excuse dari mereka. Akhhh...whateverlah, apa pentinggnya buat gw. Yang penting sekarang, sudah ada puzzle yang akan menemaniku pada masa-masa natal ini. Ada senyum monalisa yang sangat misterius yang akan mencoba memancing seluruh labirin dalam tubuhku untuk selalu tersenyum.

Sudahkan anda tersenyum 3 kali hari ini ??? saya sudah tersenyum setiap saat...............

Monday, December 12, 2005 

The Power of Electric

"Selamat sore pemirsa batamtv yang lagi bersantai di rumah, ibu-ibu yang sudah nongkrong dari pukul setengah 3 di depan pesawat tv. Mungkin juga bapak-bapak yang curi-curi waktu buka acara tv di kantor. Ketemu lagi dengan saya, Delco dalam acara senada, Senandung Nada di Udara. Di hari senin awal minggu ini kita masih dalam senada nostalgia. Sudah Delco siapkan ada 6 buah lagu nostalgia yang bisa dipilih dan dinyanyikan langsung. Cukup hubungi telepon interaktif di nomor............"
itulah sapaan opening yang biasa gw ucapin di hari senin setiap minggunya.

Namun berbeda dengan hari senin ini. Walaupun saya menyisakan waktu lebih dengan berangkat awal ke studio, sekitar setengah jam waktu saya sisakan sebelum mulai shooting pukul tiga nanti. Sekitar setengah dua memang listrik sudah padam dikamar kostku. Padahal ibu kost dan seluruh keluarga besarnya lagi sibuk berat untuk mempersiapkan acara syukuran serta doa restu karena mbah Saodah (ibundanya Ibu Kanti/Ibu kostku, red) akan berangkat haji di bulan ini.

Sebagai seorang anak kost yang baik dan suka menolong, gw udah bantuin engan menggoreng ikan yang dipotong kecil-kecil. Jumlahnya ada ratusan biji. Untung menggorengnya menggunakan 2 wajan yang besar. Dan satu tips yang sangat berguna, ternyata agar ikan tidak lengket ke wajan atau ke sesama ikan, menggorengnya harus dilumuri terlebih dahulu dengan tepung.

Sesaat lampu masih padam, aku sudah pamit kepada ibu kost yang sedang mempersiapkan meja tempat penganan di depan. Karena akan mengundang kerabat di sekitar baloi dan keluarga lainnya yang di daerah bengkong terpaksa harus memasang tenda di atas jalan sehingga jalan harus terpaksa ditutup dari pengendara sepeda motor ataupun mobil.

Ibu kost berpesan supaya saya memberikan sedikit woro-woro saat siaran acara senada nanti dengan alasan sapa tahu keluarga yang sudah diundang lupa dan akan diingatin lagi lewat woro-woro yang saya sampaikan nanti. Saya hanya mengangguk tanpa pernyataan setuju.

jam masih menunjukkan pukul setengah tiga, saya sudah sampai di gedung graha pena. Seperti biasa saya menuju pintu lift yang ada di bagian kiri gedung. Ternyata lift juga tidak bisa beroperasi akibat padamnya listrik terpaksa gw dan beberapa kru batamtv harus menggunakan tangga ke lantai 9. Bisa dibayangkan bagaimana capeknya menaiki tangga yang tidak biasa kita lakukan. Keringat sudah mengucur deras. Ketika masih dilantai 6, gw sudah melirik ke arah pintu dan sesekali bertanya kepada karyawan yg saya jumpai.
Huhh..., sampai juga di lantai 9. Tapi ruangan serasa seperti nuansa gedung pameran lukisan. Kok sunyi banget. Semua layar televisi dibagian liputan maupun di ruang editing mati. Tak satupun aad yang hidup.
Kucari produser ke ruangannya dengan sesekali menyeka keringat yang menetes di dahiku. Kutemukan mas rey lagi terbaring di sofa yang ada dalam studio on air.
" Kok nggak informasi gw sih mas, kalau disini juga listrik padam?, kemarin khan walaupun listrik padam kita tetap bisa siaran." kataku sambil berkacak pinggang di depannya. "Sapa bilang nggak aku telpon, coba cek teleponmu dulu", katanya sambil tersenyum menggoda. Ternyata ada satu panggilan yang tidaak terjawab dan juga ada sms dari ralda untuk bilangin kalau di studio itu lampu mati dan nggak usah datang.

Huh......aku capek dan sedikit kecewa namun aku tetap senyum dan mengatakan dalam hatiku inilah sebagian dari pekerjaan. Harus siap saat unssur teknis sekalipun mengganggu dan merusak rencana kerja kita. Aku teringat untuk para peneleponku setiap seninnya, mereka pasti kecewa tidak bisa berkaraoke hari ini, kemudian aku teringat juga akan acara syukuran hari ini di rumah kostku, aku tidak bisa berworo-woro untuk syukuran buat mbah Saodah.

Ternyata hal tekbis eperti ini sangat mempengaruhi sekali, the power of electric sudah mengambil kegembiraanku hari ini. Mengambil kegembiraan mbah Saodah, kegembiraan ibu Ayu di blok 4, pak Ibrahim, ibu desi di bengkong, dan masih banyak lagi............

Sunday, December 11, 2005 


Semoga tatapan dalam photo ini mewakili tatapanku demi jadinya BUKU PERDANAKU Posted by Picasa

 

My Tattoo

Seperti biasa, saya merasa susah sekali untuk memulai dari mana untuk menerangkan tattoo yang terpasang permanen di lengan kanan bagian bisep.

Tapi itulah yang terjadi sekarang. Tepat 28 jam 30 menit lamanya tattoo ini menempel untuk selamanya di lenganku. Gw nggak tahu apa sebenarnya nama tattoo ini. Yang gw tahu tattoo ini berupa kawat duri berbentuk gelang. Mungkin karena posisinya ada di lenganku. namun sesungguhnya istilah yang diberikan oleh si pembuat tattoo adalah three ball ( gw nggak tahu apakah penulisannya seperti itu, karena dari pelukis tattoo ini bilang "tribol", jadi saya interpretasikan seperti itu).

Niat untuk membuat tattoo sebenarnya sudah lama sekali sekitar bulan November kemarin saat aku berkunjung ke Singapore. Terinspirasi dengan bule-bule yang memiliki tattoo di beberapa bagian tubuh mereka. Dan jika kita lihat sekilas, sangat indah menempel di tubuh mereka. Tidak laki-laki ataupun perempuan.
Setelah berpikir-pikir ternyata aku punya kakak yang juga pengen punya tattoo. Kak Imel pengen sekali punya tattoo kecil dan imut-imut menempel di salah satu bagian tubuhnya. Bagian tubuh yang mana akan ditempeli dia belum yakin. Kalau gw saat itu sudah yakin akan membuat tattoo di bagian lengan saya.
Akan sangat kelihatan seksi dan macho ketika kita mengenakan baju t-shirt atau kemeja lengan pendek dimana tattoo kita itu samar-samar muncul dari ujung lengan.

Setelah setuju antara gw dan kak Imel, kami setuju untuk membuat tattoo di suatu minggu siang. Kami menuju sebuah pusat perbelanjaan yang sebelumnya sudah kami cari tahu kalau disitu ada tempat membuat tattoo.

Karena belum pernah membuat tattoo, setelah tanya ini tanya itu dan berapa biaya untuk membuat tattoo permanen (ternyata mahal membuat tattoo permanen, gambar kecil saja bisa 200 ribu rupiah) kami setuju kalau kami coba dulu tattoo temporary (sementara). Harganyapun tidak terlalu mahal, hanya 25 ribu rupiah. Setelah bolak balik album gambar-gambar yang di sodorkan pada kami, aku memilih gambar kawat yang simpel dan kak Imel juga memilih kupu-kupu kecil dengan sayap tertutup.

Proses pembuatan tattoo temporary cukup singkat, karena cukup memindahkan tinta ke kulit kita yang sudah ada cetakannya. Berbeda dengan proses dan waktu pembuatan tattoo permanent yang cukup lama. Butuh waktu satu jam hanya membuat tattoo melingkar di lengan dan hanya satu warna. Terbayang dong kalau tubuh kita semuanya di tattoo. Akan butuh berjam-jam untuk menusukkan jarum bertinta ke sela-sela kulit kita.

Dengan alat seperti canting yang biasa digunakan untuk membatik, alat untuk membuat tattoo juga demikian. Hanya alat ini digerakkan oleh listrik dan dihubungkan dengan dinamo yang menggerakkan 5 buah jarum halus di ujungnya. Dengan kontrol pedal dikaki si pembuat tattoo, saat dia tidak menginjak pedal, ujung yang terdapat jarum di celupkan ke dalam tinta hitam. Dan saat pedal diinjak ujung jarum sudah menggigit kulitku serta menyemprotkan butiran-butiran tinta ke bawah kulitku.

Rasanya lumayan sakit, terlebih saat membuat garis-garis. Seperti disengat listrik berkali-kali. Terus saat pengisian tinta di bagian tengahnya rasanya sudah berkurang walaupun masih sakit. Berkali-kali si creator meyakinkan aku bahwa membuat tattoo permanen itu tidaklah sakit.

Setelah satu jam di tusuk jarum sekaligus 5 buah dan diolesi cairan bensin untuk melihat bagian yang masih kosong, akhirnya jadi juga tattoo yang selama ini aku idam-idamkan.
Uang yang harus saya bayarkan rasanya cukup setimpal dengan hasil tattoo yang menempel dilenganku.
Dengan senyum bangga aku sudah memikirkan apa nanti respon dari teman-temanku, orang-orang disekitarku tentang tattooku ini.
Hehehehehhhh........( kalau mau comment...silahkan...)

Terus terang membuat tattoo di lenganku kujadian sebagai bagian dari penampilanku. Aku hanya ingin ada satu tanda yang bisa mewakiliku saat aku tampil all out di depan tv ataupun di depan khalayak ramai. Thats all.
Dan mungkin saat aku bersama-sama dengan teman satu pelayanan mereka bilang aku kurang kerjaanlah.....gilalah......
tapi prinsipku whateverlah.......

Yang jelas, gw mulai hari kemarin sudah punya tattoo baru di lengan kanan bagian bisep. Dan bisa jadi ini akan menambah percaya diriku ataupun menambah tawaran job,
who knows khan?????????

Thursday, December 08, 2005 

Oneday In Singapore


Sesungguhnya.......
Salah satu hobbiku adalah bisa memasak. Teknik-teknik memasak sepertinya sudah saya kuasai. Ini semua sepertinya turunan dari pihak ibuku. Ibuku yang pintar memasak sama seperti saudara-saudaranya (saya memanggil mereka "Tulang"). Hobbi ini sepertinya adalah efek samping dari kesukaan kita untuk makan dan memakan atau istilah biologinya rantai makanan. Dalam melihat dan menilai makanan hanya ada 2 rasa yang yang menjadi jawaban dari orang yang berusaha menanyaiku. Yaitu enak dan sangat enak.

Dan saya cenderung untuk bisa mempengaruhi nafsu makan seseorang karena cara dan bagaimana aku menyantap sesuatu jenis makanan. Teman-temanku yang sering bersama-sama dengan aku makan mengatakan kalau sebelumnya mereka tidak ada niat untuk makan, atau mereka berkata sudah kenyang. Namun saat melihat cara makanku, mereka kadang memulai dengan mencabik-cabik daging yang ada di piringku. Dan lama-kelamaan mereka tidak akan puas sehingga kembali memesan makanan untuk mereka santap. Dan lucunya mereka tidak merasa kekenyengan.

Pernah aku berpikir untuk menjadi marketing dimana diriku sendiri yang aku jadikan sebagai object marketingnya. Misalnya, kalau kita ingin menjual suatu barang maka kita harus menggunakannya terlebih dahulu. Dan tanpa orang lain sadari kita sudah mulai menjual produk yang kita pakai.........

Sebenarnya judul "one day in singapore" itu saya tujukan untuk foto penuh ekspresi di atas. Dengan mengambil latar dapur yang penuh dengan perlengkapan memasak dan semua tetek bengeknya dan gayaku yang memegang sendok goreng seperti bintang iklan penyedap masakan yang sering berseliweran di tv-tv belakangan ini.

Mungkin ada resep baru yang mau kita uji? Boleh-boleh saja asal sudah ada contoh sebelumnya ya???????

About me

  • I'm vuelveogata
  • From Batam, Kepri, Indonesia
  • From This Moment On (I do swear that I'll always be there. I'd give anything and everything and I will always care. Through weakness and strength, happiness and sorrow, for better or worse, I will love you with every beat of my heart.) From this moment life has begun From this moment you are the one Right beside you is where I belong From this moment on From this moment I have been blessed I live only for your happiness And for your love I'd give my last breath From this moment on I give my hand to you with all my heart Can't wait to live my life with you, can't wait to start You and I will never be apart My dreams came true because of you From this moment as long as I live I will love you, I promise you this There is nothing I wouldn't give From this moment on You're the reason I believe in love And you're the answer to my prayers from up above All we need is just the two of us My dreams came true because of you From this moment as long as I live I will love you, I promise you this There is nothing I wouldn't give From this moment I will love you as long as I live From this moment on
My profile

Menurut Kamu Gimana?!

Powered by Blogger
and Blogger Templates
BlogFam Community