Friday, September 29, 2006 

Janji is Janji

Gimana sih perasaan elo saat seseorang yang sudah bikin janji sama elo ternyata nggak ditepatin? Okh, rasanya pasti dongkol banget. Pengen aja nimpuk sesuatu yang ada di sekitar kita, yang penting rasa dongkol itu hilang segera.

Hmmmmm.........

Pasti semua akan bertanya-tanya, kenapa sich?

Hari ini gw janjian ama seseorang untuk membicarakan bisnis kecil-kecilan. Namanya Lilika, pribadinya lumayan hangat. Kita akan bertemu di tempat biasa kita nongkrong yaitu Dunian Donuts, yang bisa mesan kopi, teh O dan beberapa minuman dingin. Tempatnya lumayan asyik karena juga dilengkapi pendingin ruangan.

Rencana bertemu janjinya jam 2. OK, gw pasti tiba disana sebelum jam 2. Karena gw sendiri masih di Bengkong Abadi. Dengan dibonceng motor, kami langsung menuju Dunian Donuts. Tepat masih di bawah jam 2.

Sengaja tidak saya telpon ataupun sms lagi, karena sudah kesepakatan kalo kita akan bertemu jam 2. Sambil minum Redbull dengan es batu, kami masih sabar menunggu. Belum jam 2 sich.

Lewat jam 2, saya tidak sabar lagi. Langsung saya telepon Lilika, jawaban apa yang gw dapat?
Dia nggak bisa datang, sorry and sorry............

Yah...sudahlah.....

Pengalaman, gitu lho....

Tapi, tetap aja......janji is janji, promise adalah promise.....

Thursday, September 28, 2006 

Belajar dari Pengalaman

Setiap harinya kutargetkan bisa memprospek 5-6 orang untuk mengenal bisnis yang sedang saya geluti. Dari segala usia, tua muda, laki-laki perempuan, kaya maupun menengah ke bawah. Dengan satu tujuan mereka akan bergabung dan ikut serta menjalankan bisnis ini.

Seperti hari ini, dengan bantuan Alex kami bisa menjumpai lebih dari 10 calon frontliner. Capek, haus, gerah, ngantuk tidak menjadi penghalang kami bercuap-cuap. Dan kebetulan Alex masih termasuk anggota baru, sehingga kebanyakan saya sendiri yang bercuap-cuap. Sampai-sampai mulutku pada jontor dan berbuih.

Hueleeehhhh......

Kemudian kami pergi menuju perumahan Bida Asri di Batam Centre. Tujuan kami untuk menjumpai mas Thomas yang juga tertarik dengan bisnis ini. Karena tadi pagi saya sudah berjanji untuk datang sekalian bertemu dengan teman-teman yang kebetulan juga adalah tetangganya (sapa tau tertarik katanya).

Kami bertemu dengan bokap mas Thomas (ternyata adalah pemilik tempat aku biasa online dan menulis beberapa postingan yang ada di blog ini) dan memulai cerita dari bisnis warnet yang dikelolanya sekarang. Beberapa hal tentang trik markerting untuk menarik pengguna warnet saya usulkan kepada beliau. Dan berhubung bulan ini adalah bulan Ramadhan, saya usulkan kalau tajuknya dsibuat "Ngabuburit di Gramitanet".

Dengan diskusi seperti ini, banyak hal yang bisa menjadi masukan dari beliau untuk mematangkan program ini. Saya meyakinkan beliau kalau kita lakukan dalam minggu ini, maka kata-kata terlambat tidak akan pernah menghalangi suatu karya, sekecila apapun itu.

Beliau malah menambahkan ide yang cukup manis, supaya kita juga memberikan semangkok bubur/kolak yang cukup manis saat berbuka, brilliant khan?

Sementara waktu berlalu, perbicaraan semakin berkembang topiknya. Kulirik Alex hanya termangu saja melihat saya dan Mr. Bokap berbicara cukup banyak. Pembicaraan kami selanjutnya ke arah program baru yang akan dibuka di lt2 gedung gramitanet.

Apa itu Om?

Om khan dulu bekas wartawan tahun 60an di Jakarta. Dan tahun 74 itu Om sudah ikut berperan dalam pembuatan film. Di tahun 79, Om sudah mulai menulis skenario film yang sudah terkenal di jaman itu. kamu belum lahir khan?

Ya, ialah Om.........

Justru itu, melihat hasil teman om yang di Jakarta bisa menghasilkan 140 juta dalam 6 minggu hanya dengan memberikan pelatihan menulis cerpen/novel ataupun skenario drama/film.

Masa sich Om?

Iya, Om akan buka kelas pelatihan menulis nanti disini. Sekarang sudah om mulai dengan membuat brosurnya. Dan untuk sepuluh orang pertama yang mendaftar akan om kasih diskon 25%.

Maulah ikut..........

Kebetulan om, saya lagi buat proyek menulis novel......yach biar closing bagus, iya khan om?

Jadi om, udah biasa kasih pelatihan gitu yach? Waktunya berapa lama om?

Yach, dengan pertemuan sebanyak 12 kali dan dlam tiap pertemuan akan selalu ada tugas yang berguna untuk merangsang tangan dan pikiran untuk menulis dan menulis.....

Jadi, Om bisa garanti kalau udah datang selama 12 kali maka akan bisa nulis cerpen atau novel?

Of course......

Betul nich Om?

Yoi.................................................

pasti om udah berpengalaman yach?

Wajah om nggak keliatan lagi. Atau udah berubah jadi hitam? Lampu di rumahnya belum dinyalakan, yang keliatan hanya rambut putih dan gigi om yang memang putih. Jam udah menunjukkan angka 7. Oh......cepat sekali waktu berlalu. Kulirik kembali ke arah Alex, yup dia masih disana, sedikit ngantuk. Dan yang jelas ada kesal dihatinya, barangkali.......

Monday, September 25, 2006 

Ada Apa Dengan Tio?

Kenapa juga aku dapat telepon subuh-subuh? Mau bangunin gw untuk ikut sahur.....yah monggo...

Tapi kenapa nomornya nggak tercantum di layar handphoneku?

Sebel juga kalau ada orang yang nyari-nyari Tio selama 3 hari ini. Kalau saya hitung-hitung sejak hari sabtu subuh.

Yup, sekitar jam 3an. Suaranya merdu, nggak kedengaran kalau lagi ngantuk atau baru bangun tidur. Yang jelas dia berbicara sembari bercerita kalau dirinya sangat mengagumiku.

Tapi dia siapa? Dia cari Tio selama 3 hari ini. Dan nama saya khan bukan Tio. Tio hanya seseorang yang menjadi manusia hidup tanpa tujuan dalam cerita yang sudah ada di komputerku. Atau ada seseorang yang sudah mengutak-atik komputerku dan membaca keseluruhannya?

Oh No !!!!!!!!

Si Tio disitu adalah mahluk yang tak lepas dari masalah. Kenapa cerita ditelepon menggambarkan si Tio yang penuh dengan kejayaan?

Mungkin nanti malam, saya harus menunggu teleponnya lagi karena saya ingin mengajukan pertanyaan kenapa dia bisa mengwnal Tio lebih dalam?

Ini sudah hampir jam 1 pagi. Battery handphone masih penuh dan tak perlu di charge lagi. Dan nada sambungnya harus kuatifin terus supaya kalau aku sampai ketiduran, aku masih bisa terbangun.

Aku masih heran siapa sih dia? Ada apa dengan Tio yang sebenarnya?

Sunday, September 24, 2006 

Koleksi-Koleksi Lama

Apa sih yang terpikir kalau ngobrolin soal koleksi lama?

Mungkin sebagian orang akan melayangkan ingatannya kepada koleksi-koleksi bajunya yang sudah memenuhi seluruh lemari bajunya bahkan sudah menghuni kardus-kardus yang tersusun di bawah tempat tidur ataupun yang sudah menghuni gudang belakang.

Dan juga ada yang mengingat akan koleksi-koleksi kaset, cd, vcd atau mungkin pernak-pernik yang sudah lama dikumpulkan dan masih mengisi rak-rak kamar sampai saat ini.

Semua orang memiliki koleksi lama. Dan semua itu bisa menjadi bahan memori mereka untuk dikenang atau malah bisa menjadi penyemangat di saat-saat sedang bete, sedih atau malah sedang senang.

Membongkar koleksi-koleksi lama biasanya dilakukan saat beres-beres di hari libur atau saat mau pindah kosan/rumah. Ada beberapa koleksi lama itu yang masih bisa kita pergunakan karena mutunya emang bagus dan tidak kalah oleh jaman.

Lucu memang, beberapa hari yang lalu saya sms sobat gw dan mengatakan kalau saya bertemu teman lama dan menjalin cinta dengannya. Kalau itung-itungan sich emang termasuk koleksi lama, tapi masih OK lho.

Sepertinya sangat bagus kalau kita buka-buka kembali album foto yang selama ini menghuni rak yang sudah berdebu. Sapa tahu ada koleksi lama yang patut dipertimbangkan untuk menjalin kasih ataupun cinta dengannya.

Menurut temanku itu kalau kita membuka kembali koleksi lama maka kita harus rela untuk mengeluarkan maintenance cost (katanya,"khan mahal?")

Patut dicoba lho membuka koleksi-koleksi lama.

Suerrrrrrrrrrrrrrrrrrr...............

Saturday, September 23, 2006 

Sombong apa Belum Kenal??

Semalam, sembari berjalan pulang dari warung tempat biasa aku mangkal sambil menikmati secangkir kopi torabika ataupun segelas cappucino dingin (dari kemasan) bersama Budi (dia seorang ceweq) dan seorang lagi cowoq (lupa namanya sapa?).

Di depan studio 21, nggak persis sich di depannya tapi di parkiran samping dekat warung penjual bandrek, kami tiba-tiba melihat pasangan yang sedang berboncengan sepeda motor. Tiba-tiba si cowoq ngomong, " tuh ceweq yang berkacamata yang sering jaga pintu studio 21 yah?"
Budi langsung menimpali, "iya....buta kali yah? malam-malam pake kaca mata hitam"

Aku spontan mengamati ceweq yang mereka maksud. Oh my God, dia khan ceweq yang sering kujumpai di studio 21. Trus klao nggak salah dia juga orang batak. Sering saya ketemu kalau sedang kebaktian di gereja.

Dan setahuku anaknya baek dan tidak ada kewajibannya untuk kami jadikan sebagai bahan omongan malam ini sambil berjalan pulang ke kost.

Mba Gin khan bilang dia sok cantik, kata si cowoq kepada kami. Sapa mba Gin? tanyaku. Itu tuch yang punya salon dekat warung bu muslim. Okh......

Terus? Kok bisa dipanggil mba gin?

Nama salonnya khan "Salon Regina" jadi karena sedikit gemulai yang punya kita panggil saja jadi Mba Gin....

Okhhhhhh.............

Nih cewek khan sering lewat salonnya mba gin, setiap lewat mereka selalu melemparkan senyum perkenalan kali yah ama dia, namun nggak pernah lho disambut, itu rungut si cowok ini.

Karena seringnya si Mba Gin dicuekin, makanya dia dibilang sok cantik. Padahal menurut gw dia chantik lho, langsing, putih, mancung.

Saking keselnya kali si Mba Gin ama dia, pernah katanya dia cerita kalau si Tamara ngangkang aja belum tentu dia suka. Spontan aja gw ngakak ngakak........

Kok mba Gin ini nggak suka sich ama Tamara yang ngangkang???? khan asik, sebelum RUU APP disyahkan. Tapi dalam hati gw mikir oh mungkin dia udah punya perasaan seperti perempuan kali yah??

Tapi sekarang, permasalahannya apa si gadis penjaga pintu 21 itu emang sombong atau kita belum mengenal pribadinya lebih dekat??

Thursday, September 21, 2006 

Senyummu Tak Akan Pernah Menyamai Senyum Monalisa

Terkadang saya bingung melihat kamu. Tersenyum selalu padaku untuk mengambil simpati dariku. Padahal akulah orang yang paling tidak suka disenyumi untuk suatu alasan yang terpendam.

Iya, senyummu manis. Tapi aku tahu itu senyum yang tidak tulus. Kamu ingin menyamai senyumnya monalisa. Nggak bakalan bisa, orang nggak akan pernah memahami senyum apa yg dipertontonkan monalisa dalam lukisan Leonardo Da Vinci itu.

Sunday, September 17, 2006 

Tangan-Tangan Mungilmu

Hari ini aku bangun lebih cepat dari hari minggu seperti biasanya. Walaupun aku tidak melaksanakan ritual lari pagi seperti minggu-minggu sebelumnya. Maklumlah dari semalam hujan menghiasi langit Batam. Tidak salah pameo yang berkata kalau sudah ketemu bulan yang berakhiran "BER" maka kita kudu siapin ember untuk menampung air hujan.

Aku beruntung setelah mandi, berpakaian rapi mengenakan kemeja kuning kesukaanku dan kulihat dikaca, kepala model ABCD (semalam diributin di kumpulan choir) cocok sekali dengan busana yang kupakai hari ini.

Hari ini adalah hari spesial buat aku karena pagi ini sekitar pukul 7.30, kami akan meresmikan pembukaan sekolah minggu di sebuah lokasi ruli (rumah liar, tulisan sebelumnya). Walaupun aku selamat dari hujan dalam perjalanan menjemput kakak diakones (pembina sekolah minggu) namun saat kami menuju lokasi ruli, hujan tidak mau kompromi dan malah semakin lebat. Dalam hati saya dan diakones sudah pesimis kalau nanti orang tua yang ada disana akan mengurungkan niatnya untuk membawa anak-anaknya ke gedung sekolah minggu tersebut.

Tapi kita yang berencana, Tuhan jualah yang menentukan seperti apa jadinya. Tanpa disangka-sangka datang juga hampir 30an orang anak-anak sekolah minggu yang masih balita. Tanpa menunggu aba-aba, kami ( aku dan beberap guru SKM) langsung memimpin bernyanyi. Tak terasa bulir-bulir keringat sudah menetes dengan derasnya dari kening dan sekujur tubuhku.

Satu yang kupegang, kalau orang tua sudah mau membawa anak-anak kecil untuk memuji Tuhan, apalagi kita? Apalah artinya capek ini karena semua akan tergantikan melihat senyum pemilik tangan2 kecil yang bertepuk tangan saja harus kita bimbing.

Saat kita bersalaman satu sama lain, satu satu mereka datang menghampiriku dan mengulurkan tangan mungilnya. Spontan kuulurkan tanganku untuk meraihnya walaupun tak ada kata-kata, namun senyum mereka sangan murni. Itu sudah cukup.

Begitu mungil tangannya, tangan yang kecil dan mungkin tangan yang tanpa dosa. Jangan pernah kotori tanganmu itu dengan dosa sekecil apapun.

Aku ingin tangan-tangan mungilmu itu akan tetap mungil saat menyentuh hal-hal yang besar sekalipun. Bisakan?

Thursday, September 14, 2006 

Stick Asin

Dua minggu yang lalu, aku bertemu dengan teman yang dulu juga kenalan saat aktif di TV. Saat betemu itu, ada sesuatu yang baru yang ditawarkan kepadaku. Yaitu sesuatu yang berhubungan dengan penganan.

Aku berbisnis "Stick Asin" Del, itulah kata-kata pertama yang keluar dari perempuan muda yang masih kelihatan seperti ABG itu walaupun sudah memiliki 2 orang anak.

What ?? Kok bisa ? itulah respon pertamaku. Tetapi rasa stick asinnya emang beda. Enak dan rasanya seperti hmmmmmmmmmmmm.............( nggak tau dech mau ngutarain gimana....walaupun udah abis ampe 1 plastik besar)

Trus atas dasar apa nich? Yah isi waktu luang gitu dech. mendingan lho untungnya. Sekarang aja bis aku tabung sebanyak 2 juta.

What?????

Masa sich?

Akhirnya karena tergiur enaknya, aku ikut memasarkan "Stick Asin" ini. Modal gw cuma telpon dan sms. yach.......2 juta booook

 

Pengalaman Hari ini seperti Gado-gado

Apa yang kulakukan hari ini rasanya akan kuingat selalu. Mulai besok, lusa dan hari seterusnya. Dan yang pasti, pekerjaan hari ini menjadi tonggak buatku dalam melakukan pelayanan. Mengenal orang kecil yang hidupnya bukan di rumah yang layak huni ataupun rumah permanen yang memiliki surat-surat rumah yang lengkap. Atau mereka yang menyewa rumah kontrakan di kawasan perumahan. Mereka adalah para keluarga muda dengan 1 orang ataupun 2 bahkan 3 orang anak yang hidup di rumah liar (ruli).

Saat bersama, aku seperti menelan ludah akan semua yang ada di lingkungan mereka. Padahal hari sudah cukup siang dan mie ayam yang tadi pagi kugunakan untuk mengganjal perutku sudah tidak terasa lagi. Yang ada hanyalah rasa lapar yang minta untuk segera diisi. Saya dan kakak pelayanan saya berencana meninjau tempat kebaktian untuk sekolah minggu di daerah Baloi Kebun.

Bangunan itu sudah berdiri dengan megahnya walaupun hanya dengan kesederhaan. Yang patut kami acungin jempol adalah seluruh keluarga di Ruli ini yang mau bahu membahu untuk mendirikannya dengan bergotong royong.

Sebuah keluarga yang sudah dicalonkan akan menjadi penatua menyambut kami dengan suka cita. Terlihat dari senyuman dan keramahan yang mereka berikan. Tanpa basa-basi teh manis dingin (terkenal dengan teh obeng) segera menemani obrolan kami selama kira-kira 2 jam lamanya. 2 gelas tidak terasa sudah mengalir melalui kerongkonganku yang kering.

Fuih......segarnya.............

Rencananya aku akan tetap melakukan prospek hari ini. Dan aku menemukan calon prospekan di daerah Legenda Malaka untuk 2 orang. Perasaanku sangat senang karena aku mampu meyakinkan mereka untuk bergabung denagan MLM yang sedang kujalani.

Hari susah jam 4 sore saat kami melewati rumah seorang warga. dan tidak afdol kalo kami tidak singgah untuk sekedar mengucapkan selamat sore dan menanyakan kabar keluarga itu.
Ternyata keluarga ini adalah keluarga pelaut (tentara) dan si istri sudah ditinggal hampir sebulan sepuluh hari. Dan terlihat dari raut mukanya kalau mereka sangat senang dikunjungi. Tapi satu hal terlihat juga kalau si istri sangat rindu akan kehadiran si suami. Hampir dua bulan, mereka hanya berhubungan lewat telepon. Terus bagaimana urusan biologis mereka?

Itu yang menjadi pertanyaan kepada kakakku diakones. Dia hanya memberikan jawaban yang sangat simple. Saya saja bingung.

Wednesday, September 13, 2006 

Mencintai bukan berarti harus Memiliki

betul............
jujur saja, saya dukung pernyataan ini sepenuhnya.

Saya mencintai sesorang dalam komunitas saya. Diam-diam saya mengaguminya, memujanya dalam hati. Saat diriku berpapasan dengannya, menghirup aroma parfum yang melekat di tubuhnya.......hmmmm rasanya akan terbawa sampai ke mimpi.

Senyumnya itu.....

Geliginya yang tersusun rapi seakan memancarkan sinar sehingga mata ini serasa tidak mampu untuk melihat, memandang bahkan mengaguminya.

Jujur saja. Aku mencintainya.

Tapi apakah aku bisa memilikinya?

Tuesday, September 05, 2006 

Pay it Forward

Udah pernah nonton film "Pay it Forward"?

Apa? Belum? masa sich........

Ini film sangat bagus sekali. Sure, really-really good. Kalau sebagai kritikus film aku sarankan semua orang, semua umur bisa menontonnya.
Hmmmmmm.......emang film ini nggak bakal ada lagi di bioskop, tapi masih ada dalam format vcd atau dvdnya, iya khan?

Yang jelas, buruan dech mencarinya di toko-toko vcd, mo asli atau bajakan....yang penting khan ceritanya, soal legalnya, belakangan dech.

Memang kita diajari untuk memberikan cinta kepada 3 orang yang benar-benar kita sayangi. Dan ketiga orang yang kita sayangi, akan berbuat hal yang sama sehingga akan ada 27 orang yang diberikan perhatian dan akibatnya akan mengubah hidup kita, hidup saya, hidup anda, hidup dia, hidup mereka, hidup pengemis, hidup janda tua, hidup kakek jompo, hidup ibu yang kecanduan alkohol dan masih banyak lagi hidup orang.

Saya sadar, belum melakukan seperti yang dilakukan oleh anak kecil itu. Tapi kematiannya tidak sia-sia karena semua cinta yang diberikannya pasti terwujud.

Makanya,
Jangan tunda untuk memberikan rasa cinta anda mulai detik ini.............................
Itu pasti...............
Really.

Sunday, September 03, 2006 

Joe....Where r u???

dear Joe,

Sebetulnya aku nggak tahu mau nulis apa kepadamu Joe, cuma yang gw tahu elo itu orangnya sangat tertutup. Semua tentang dirimu sangat kamu tutupi dengan rapi.
Memang, itu adalah hak dan wewenang kamu. Semua itu kamu lakukan untuk menjaga profesionalisme kamu yang selama ini kamu junjung tinggi-tinggi. Aku saja tidak mengerti apa hubungannya antara profesionalisme dengan sedikit membuka diri. Padahal aku rajin juga lho membaca seperti dirimu, rajin mendengar radio dan sangat senang nongkrong di depan televisi saat berita seputar indonesia ataupun liputan 6 di siarkan di televisi.

Selalu kamu bisa memberikan jawaban yang juga selalu masuk akal. Heran, kenapa kami bisa menerima semua argumentasimu. Apa kami sudah semakin pintar seperti selama ini yang dicita-citakan setiap orang? Aku sebetulnya senang karena bisa melangkah bersamamu walaupun kutahu langkahmu lebih panjang dan itu bukan karena jenjangnya kakimu yang tak berbulu itu.

Joe,
Kamu tahu apa yang kusuka darimu? Apa yang membuatmu menjadi special di sini? aku suka wangi rumahmu. Oppss, maaf aku telah lancang mencuri udara dari rumahmu tanpa minta ijin ataupun meminta persetujuan darimu.
Tapi ketahuilah Joe, vase bunga dari kaca yang ada di atas lemari itu sangat mewakili kamu, sure.

Joe,
Kapan kamu pulang? Kapan kamu selesaikan semua cerita yang lagi disiapkan sama....siapa tuch? yang juga mengagumi penulis seperti Dee, Syafrina, Primadonna.......ach banyak dech.
Lo tau khan joe, ini mimpi besarnya? Cepat pulang donk......Kemarin malam aku liat dia begadang malah nggak tidur katanya. Dia nonton film horror ampe pagi. Ihhhhh......sereeeeem.

Joe,
Yang jelas sekarang, aku nggak mau loe terlalu jujur. Walaupun loe mengakui kalau menjadi tukang pijat itu adalah keterampilan elo yang elo turunin dari kakek buyut loe. Hmmmmm.......sumpe lo?????

Joe,
Benar yah??? Ello harus balik....
Telepon gue seperti telepon kantor saja mencari dirimu, entah dimana sekarang. Mereka ingin dipijat olehmu. Emangnya tangan elo terbuat dari apa yah?

Joe,
Jawab yah? cepat atau lambat.....

Saturday, September 02, 2006 

Bubur Kacang Hijau Rasa Durian

Wuih.......enaknya, pagi ini aku dapat sarapan bubur kacang hijau rasa durian. Emang masih baru di penciumanku khususnya dideteksi hidungku. Yang jelas aku baru merasakan seumur hidupku makan kacang hijau dicampur dengan durian. Kelihatannya semua makanan yang aneh-aneh malah kutemui dalam perantauan. Khususnya di kota ini dan kebetulan induk semangku adalah orang jawa yang sudah lama tinggal di ranah melayu.

Jujur sejujur-jujurnya, saat ibu kost tadi pagi menawarkan bubur kacang hijau itu sempat aku akan menolaknya karena setiap sabtu seperti ini aku pasti sarapan soto atau gado-gado yang ada di depan masjid. Tapi apa dinyala, aroma durian yang sedikit menusuk hidungku ini tidak sampai hati untuk menolak tawaran ibu kost. Sesuatu yang berwarna hitam ikut masuk dari panci tempat memasak ke dalam cawan punyaku. Aku sudah sempat senang kalau aku masih diperhitungkan untuk mendapat sesuat yang enak, menurutku. Ternyata ibu kostku tanpa sengaja ataupun sengaja telah menambahkan sebuah batu durian.....alamak !!!!!

Tumben memang aku bangun pagi......
Hallah......
Gw nggak tidur semalaman sampai gw ngetik kisah yang lucu ini. Sehabis nonton "Bincang Bintang" yang semalam bintang tamunya biasa aja, tapi karena ada Dian Sastro jadi rada fresh gitu dech. Gw menghabiskan waktu hampir 5 jam untuk menonton VCD yang baru gw pinjam dari ODIVA. Dengan menambah pulsa seharga 20rebu, aku bisa menyewa 3 judul. Kebetulan yang kusewa adalah 3 film horor yang sama sekali belum pernah kulihat dimanapun.
Sebagai film terakhir "Be Cool" yang menemaniku sampai jam 5an lewat.

Anehnya kok aku masih fresh ya? Kuniatkan untuk melakukan jogging seperti yg sudah pernah kulakukan. Dengan mengambil jalur dari baloi kolam menuju simpang sei panas bolak balik. Kurasakan peluh sudah membasahi baju dan celanaku. Sudah hampir 30 menit aku lari pagi dan kurasa itu sudah cukup.

Tapi aku masih bertanya-tanya, ibu kost kok bisa-bisanya punya pemikiran untuk mencapur durian ke dalam bubur kacang ijo yah? Apa namanya menjadi bubur kacang hijau rasa durian atau bubur kacang hijau durian atau bubur kacang durian?

plish dech ibu Kanti !!!!!!!!!!

About me

  • I'm vuelveogata
  • From Batam, Kepri, Indonesia
  • From This Moment On (I do swear that I'll always be there. I'd give anything and everything and I will always care. Through weakness and strength, happiness and sorrow, for better or worse, I will love you with every beat of my heart.) From this moment life has begun From this moment you are the one Right beside you is where I belong From this moment on From this moment I have been blessed I live only for your happiness And for your love I'd give my last breath From this moment on I give my hand to you with all my heart Can't wait to live my life with you, can't wait to start You and I will never be apart My dreams came true because of you From this moment as long as I live I will love you, I promise you this There is nothing I wouldn't give From this moment on You're the reason I believe in love And you're the answer to my prayers from up above All we need is just the two of us My dreams came true because of you From this moment as long as I live I will love you, I promise you this There is nothing I wouldn't give From this moment I will love you as long as I live From this moment on
My profile

Menurut Kamu Gimana?!

Powered by Blogger
and Blogger Templates
BlogFam Community