Pengalaman Hari ini seperti Gado-gado
Apa yang kulakukan hari ini rasanya akan kuingat selalu. Mulai besok, lusa dan hari seterusnya. Dan yang pasti, pekerjaan hari ini menjadi tonggak buatku dalam melakukan pelayanan. Mengenal orang kecil yang hidupnya bukan di rumah yang layak huni ataupun rumah permanen yang memiliki surat-surat rumah yang lengkap. Atau mereka yang menyewa rumah kontrakan di kawasan perumahan. Mereka adalah para keluarga muda dengan 1 orang ataupun 2 bahkan 3 orang anak yang hidup di rumah liar (ruli).
Saat bersama, aku seperti menelan ludah akan semua yang ada di lingkungan mereka. Padahal hari sudah cukup siang dan mie ayam yang tadi pagi kugunakan untuk mengganjal perutku sudah tidak terasa lagi. Yang ada hanyalah rasa lapar yang minta untuk segera diisi. Saya dan kakak pelayanan saya berencana meninjau tempat kebaktian untuk sekolah minggu di daerah Baloi Kebun.
Bangunan itu sudah berdiri dengan megahnya walaupun hanya dengan kesederhaan. Yang patut kami acungin jempol adalah seluruh keluarga di Ruli ini yang mau bahu membahu untuk mendirikannya dengan bergotong royong.
Sebuah keluarga yang sudah dicalonkan akan menjadi penatua menyambut kami dengan suka cita. Terlihat dari senyuman dan keramahan yang mereka berikan. Tanpa basa-basi teh manis dingin (terkenal dengan teh obeng) segera menemani obrolan kami selama kira-kira 2 jam lamanya. 2 gelas tidak terasa sudah mengalir melalui kerongkonganku yang kering.
Fuih......segarnya.............
Rencananya aku akan tetap melakukan prospek hari ini. Dan aku menemukan calon prospekan di daerah Legenda Malaka untuk 2 orang. Perasaanku sangat senang karena aku mampu meyakinkan mereka untuk bergabung denagan MLM yang sedang kujalani.
Hari susah jam 4 sore saat kami melewati rumah seorang warga. dan tidak afdol kalo kami tidak singgah untuk sekedar mengucapkan selamat sore dan menanyakan kabar keluarga itu.
Ternyata keluarga ini adalah keluarga pelaut (tentara) dan si istri sudah ditinggal hampir sebulan sepuluh hari. Dan terlihat dari raut mukanya kalau mereka sangat senang dikunjungi. Tapi satu hal terlihat juga kalau si istri sangat rindu akan kehadiran si suami. Hampir dua bulan, mereka hanya berhubungan lewat telepon. Terus bagaimana urusan biologis mereka?
Itu yang menjadi pertanyaan kepada kakakku diakones. Dia hanya memberikan jawaban yang sangat simple. Saya saja bingung.
Saat bersama, aku seperti menelan ludah akan semua yang ada di lingkungan mereka. Padahal hari sudah cukup siang dan mie ayam yang tadi pagi kugunakan untuk mengganjal perutku sudah tidak terasa lagi. Yang ada hanyalah rasa lapar yang minta untuk segera diisi. Saya dan kakak pelayanan saya berencana meninjau tempat kebaktian untuk sekolah minggu di daerah Baloi Kebun.
Bangunan itu sudah berdiri dengan megahnya walaupun hanya dengan kesederhaan. Yang patut kami acungin jempol adalah seluruh keluarga di Ruli ini yang mau bahu membahu untuk mendirikannya dengan bergotong royong.
Sebuah keluarga yang sudah dicalonkan akan menjadi penatua menyambut kami dengan suka cita. Terlihat dari senyuman dan keramahan yang mereka berikan. Tanpa basa-basi teh manis dingin (terkenal dengan teh obeng) segera menemani obrolan kami selama kira-kira 2 jam lamanya. 2 gelas tidak terasa sudah mengalir melalui kerongkonganku yang kering.
Fuih......segarnya.............
Rencananya aku akan tetap melakukan prospek hari ini. Dan aku menemukan calon prospekan di daerah Legenda Malaka untuk 2 orang. Perasaanku sangat senang karena aku mampu meyakinkan mereka untuk bergabung denagan MLM yang sedang kujalani.
Hari susah jam 4 sore saat kami melewati rumah seorang warga. dan tidak afdol kalo kami tidak singgah untuk sekedar mengucapkan selamat sore dan menanyakan kabar keluarga itu.
Ternyata keluarga ini adalah keluarga pelaut (tentara) dan si istri sudah ditinggal hampir sebulan sepuluh hari. Dan terlihat dari raut mukanya kalau mereka sangat senang dikunjungi. Tapi satu hal terlihat juga kalau si istri sangat rindu akan kehadiran si suami. Hampir dua bulan, mereka hanya berhubungan lewat telepon. Terus bagaimana urusan biologis mereka?
Itu yang menjadi pertanyaan kepada kakakku diakones. Dia hanya memberikan jawaban yang sangat simple. Saya saja bingung.