Tangan-Tangan Mungilmu
Hari ini aku bangun lebih cepat dari hari minggu seperti biasanya. Walaupun aku tidak melaksanakan ritual lari pagi seperti minggu-minggu sebelumnya. Maklumlah dari semalam hujan menghiasi langit Batam. Tidak salah pameo yang berkata kalau sudah ketemu bulan yang berakhiran "BER" maka kita kudu siapin ember untuk menampung air hujan.
Aku beruntung setelah mandi, berpakaian rapi mengenakan kemeja kuning kesukaanku dan kulihat dikaca, kepala model ABCD (semalam diributin di kumpulan choir) cocok sekali dengan busana yang kupakai hari ini.
Hari ini adalah hari spesial buat aku karena pagi ini sekitar pukul 7.30, kami akan meresmikan pembukaan sekolah minggu di sebuah lokasi ruli (rumah liar, tulisan sebelumnya). Walaupun aku selamat dari hujan dalam perjalanan menjemput kakak diakones (pembina sekolah minggu) namun saat kami menuju lokasi ruli, hujan tidak mau kompromi dan malah semakin lebat. Dalam hati saya dan diakones sudah pesimis kalau nanti orang tua yang ada disana akan mengurungkan niatnya untuk membawa anak-anaknya ke gedung sekolah minggu tersebut.
Tapi kita yang berencana, Tuhan jualah yang menentukan seperti apa jadinya. Tanpa disangka-sangka datang juga hampir 30an orang anak-anak sekolah minggu yang masih balita. Tanpa menunggu aba-aba, kami ( aku dan beberap guru SKM) langsung memimpin bernyanyi. Tak terasa bulir-bulir keringat sudah menetes dengan derasnya dari kening dan sekujur tubuhku.
Satu yang kupegang, kalau orang tua sudah mau membawa anak-anak kecil untuk memuji Tuhan, apalagi kita? Apalah artinya capek ini karena semua akan tergantikan melihat senyum pemilik tangan2 kecil yang bertepuk tangan saja harus kita bimbing.
Saat kita bersalaman satu sama lain, satu satu mereka datang menghampiriku dan mengulurkan tangan mungilnya. Spontan kuulurkan tanganku untuk meraihnya walaupun tak ada kata-kata, namun senyum mereka sangan murni. Itu sudah cukup.
Begitu mungil tangannya, tangan yang kecil dan mungkin tangan yang tanpa dosa. Jangan pernah kotori tanganmu itu dengan dosa sekecil apapun.
Aku ingin tangan-tangan mungilmu itu akan tetap mungil saat menyentuh hal-hal yang besar sekalipun. Bisakan?
Aku beruntung setelah mandi, berpakaian rapi mengenakan kemeja kuning kesukaanku dan kulihat dikaca, kepala model ABCD (semalam diributin di kumpulan choir) cocok sekali dengan busana yang kupakai hari ini.
Hari ini adalah hari spesial buat aku karena pagi ini sekitar pukul 7.30, kami akan meresmikan pembukaan sekolah minggu di sebuah lokasi ruli (rumah liar, tulisan sebelumnya). Walaupun aku selamat dari hujan dalam perjalanan menjemput kakak diakones (pembina sekolah minggu) namun saat kami menuju lokasi ruli, hujan tidak mau kompromi dan malah semakin lebat. Dalam hati saya dan diakones sudah pesimis kalau nanti orang tua yang ada disana akan mengurungkan niatnya untuk membawa anak-anaknya ke gedung sekolah minggu tersebut.
Tapi kita yang berencana, Tuhan jualah yang menentukan seperti apa jadinya. Tanpa disangka-sangka datang juga hampir 30an orang anak-anak sekolah minggu yang masih balita. Tanpa menunggu aba-aba, kami ( aku dan beberap guru SKM) langsung memimpin bernyanyi. Tak terasa bulir-bulir keringat sudah menetes dengan derasnya dari kening dan sekujur tubuhku.
Satu yang kupegang, kalau orang tua sudah mau membawa anak-anak kecil untuk memuji Tuhan, apalagi kita? Apalah artinya capek ini karena semua akan tergantikan melihat senyum pemilik tangan2 kecil yang bertepuk tangan saja harus kita bimbing.
Saat kita bersalaman satu sama lain, satu satu mereka datang menghampiriku dan mengulurkan tangan mungilnya. Spontan kuulurkan tanganku untuk meraihnya walaupun tak ada kata-kata, namun senyum mereka sangan murni. Itu sudah cukup.
Begitu mungil tangannya, tangan yang kecil dan mungkin tangan yang tanpa dosa. Jangan pernah kotori tanganmu itu dengan dosa sekecil apapun.
Aku ingin tangan-tangan mungilmu itu akan tetap mungil saat menyentuh hal-hal yang besar sekalipun. Bisakan?
hehehe... pengen tau kayak apa si bapak jadi guru sekolah minggu :)
selamat melayani
Posted by Anonymous | 6:14 PM
Great Job, Tuhan memeberkati semua usaha keras anda,...tetaplah jadi pembawa berita kabar kesukaan untuk semua orang yang belum menemukan jalan menuju keselamatan..God Bless
Posted by Anonymous | 5:53 PM