« Home | Semoga tatapan dalam photo ini mewakili tatapanku ... » | My Tattoo » | Oneday In Singapore » | Profilku di Surat Kabar » | I Love Sunday » 

Monday, December 12, 2005 

The Power of Electric

"Selamat sore pemirsa batamtv yang lagi bersantai di rumah, ibu-ibu yang sudah nongkrong dari pukul setengah 3 di depan pesawat tv. Mungkin juga bapak-bapak yang curi-curi waktu buka acara tv di kantor. Ketemu lagi dengan saya, Delco dalam acara senada, Senandung Nada di Udara. Di hari senin awal minggu ini kita masih dalam senada nostalgia. Sudah Delco siapkan ada 6 buah lagu nostalgia yang bisa dipilih dan dinyanyikan langsung. Cukup hubungi telepon interaktif di nomor............"
itulah sapaan opening yang biasa gw ucapin di hari senin setiap minggunya.

Namun berbeda dengan hari senin ini. Walaupun saya menyisakan waktu lebih dengan berangkat awal ke studio, sekitar setengah jam waktu saya sisakan sebelum mulai shooting pukul tiga nanti. Sekitar setengah dua memang listrik sudah padam dikamar kostku. Padahal ibu kost dan seluruh keluarga besarnya lagi sibuk berat untuk mempersiapkan acara syukuran serta doa restu karena mbah Saodah (ibundanya Ibu Kanti/Ibu kostku, red) akan berangkat haji di bulan ini.

Sebagai seorang anak kost yang baik dan suka menolong, gw udah bantuin engan menggoreng ikan yang dipotong kecil-kecil. Jumlahnya ada ratusan biji. Untung menggorengnya menggunakan 2 wajan yang besar. Dan satu tips yang sangat berguna, ternyata agar ikan tidak lengket ke wajan atau ke sesama ikan, menggorengnya harus dilumuri terlebih dahulu dengan tepung.

Sesaat lampu masih padam, aku sudah pamit kepada ibu kost yang sedang mempersiapkan meja tempat penganan di depan. Karena akan mengundang kerabat di sekitar baloi dan keluarga lainnya yang di daerah bengkong terpaksa harus memasang tenda di atas jalan sehingga jalan harus terpaksa ditutup dari pengendara sepeda motor ataupun mobil.

Ibu kost berpesan supaya saya memberikan sedikit woro-woro saat siaran acara senada nanti dengan alasan sapa tahu keluarga yang sudah diundang lupa dan akan diingatin lagi lewat woro-woro yang saya sampaikan nanti. Saya hanya mengangguk tanpa pernyataan setuju.

jam masih menunjukkan pukul setengah tiga, saya sudah sampai di gedung graha pena. Seperti biasa saya menuju pintu lift yang ada di bagian kiri gedung. Ternyata lift juga tidak bisa beroperasi akibat padamnya listrik terpaksa gw dan beberapa kru batamtv harus menggunakan tangga ke lantai 9. Bisa dibayangkan bagaimana capeknya menaiki tangga yang tidak biasa kita lakukan. Keringat sudah mengucur deras. Ketika masih dilantai 6, gw sudah melirik ke arah pintu dan sesekali bertanya kepada karyawan yg saya jumpai.
Huhh..., sampai juga di lantai 9. Tapi ruangan serasa seperti nuansa gedung pameran lukisan. Kok sunyi banget. Semua layar televisi dibagian liputan maupun di ruang editing mati. Tak satupun aad yang hidup.
Kucari produser ke ruangannya dengan sesekali menyeka keringat yang menetes di dahiku. Kutemukan mas rey lagi terbaring di sofa yang ada dalam studio on air.
" Kok nggak informasi gw sih mas, kalau disini juga listrik padam?, kemarin khan walaupun listrik padam kita tetap bisa siaran." kataku sambil berkacak pinggang di depannya. "Sapa bilang nggak aku telpon, coba cek teleponmu dulu", katanya sambil tersenyum menggoda. Ternyata ada satu panggilan yang tidaak terjawab dan juga ada sms dari ralda untuk bilangin kalau di studio itu lampu mati dan nggak usah datang.

Huh......aku capek dan sedikit kecewa namun aku tetap senyum dan mengatakan dalam hatiku inilah sebagian dari pekerjaan. Harus siap saat unssur teknis sekalipun mengganggu dan merusak rencana kerja kita. Aku teringat untuk para peneleponku setiap seninnya, mereka pasti kecewa tidak bisa berkaraoke hari ini, kemudian aku teringat juga akan acara syukuran hari ini di rumah kostku, aku tidak bisa berworo-woro untuk syukuran buat mbah Saodah.

Ternyata hal tekbis eperti ini sangat mempengaruhi sekali, the power of electric sudah mengambil kegembiraanku hari ini. Mengambil kegembiraan mbah Saodah, kegembiraan ibu Ayu di blok 4, pak Ibrahim, ibu desi di bengkong, dan masih banyak lagi............

About me

  • I'm vuelveogata
  • From Batam, Kepri, Indonesia
  • From This Moment On (I do swear that I'll always be there. I'd give anything and everything and I will always care. Through weakness and strength, happiness and sorrow, for better or worse, I will love you with every beat of my heart.) From this moment life has begun From this moment you are the one Right beside you is where I belong From this moment on From this moment I have been blessed I live only for your happiness And for your love I'd give my last breath From this moment on I give my hand to you with all my heart Can't wait to live my life with you, can't wait to start You and I will never be apart My dreams came true because of you From this moment as long as I live I will love you, I promise you this There is nothing I wouldn't give From this moment on You're the reason I believe in love And you're the answer to my prayers from up above All we need is just the two of us My dreams came true because of you From this moment as long as I live I will love you, I promise you this There is nothing I wouldn't give From this moment I will love you as long as I live From this moment on
My profile

Menurut Kamu Gimana?!

Powered by Blogger
and Blogger Templates
BlogFam Community