Kuliah dari DR. Ritauli (part 2)
Dengan bermodalkan niat yang gw sendiri tidak tahu apa motivasi untuk menemui si ibu Rita ini. Setelah selesai mengirimkan beberapa lowongan, di bawah terik matahari aku menaiki taksi legal yang sudah memiliki 2 penumpang. Sebelumnya gw harus membertahukan tujuanku ke arah Tiban. Dengan modal lima ribu perak, kita sudah bisa sampai di simpang tiban koperasi. Dari situ cukup kita naik ojek dengan arah Tiban Palem. Setelah pantatku dengan tenang bercokol di jok belakang, motor mengarah ke Tiban Palem.
Tukang ojek yang sama sekali tidak tahu seluk beluk dari Tiban Palem harus kewalahan mencari posisi rumah Blok D5 no.1. Setelah salah posisi hampir bebrapa menit, gw suruh tukang ojek untuk mengambil arah yang sebelah kanan. Akhirnya rumah Dr. Ritauli ketemu.
Dengan cara mengetok pintu gerbang yang sudah karatan, saya melirik ke dalam dan merasa kalau saya sudah salah tujuan. Dengan disambut seorang anak gadis yang adalah anak kedua DR. Ritauli (nama Okto), dan saya menyampaikan maksud dan tujuan saya.
"Mau ketemu dengan siapa?"
"Mau bertemu dengan ibu Panggabean" sahutku.
"Nggak ada Ibu Panggabean disini"
Kerumunan orang di seberang rumah yang sedang makan dinaungi tenda sedang mengamati aku, mungkin sebelumnya mereka menganggap aku adalah salah seorang tamu disitu.
"Oh......itu si Delco, inang. Dia khan presenter yang di Batam TV itu" sebuah suara yang sudah pernah aku dengan sebelumnya menyambutku dari dalam rumah.
Aku dipersilahkan masuk ke dalam rumahnya. Lebih tepatnya teras yang sudah dikasih atap dan dijadikan ruang tamu karena disana terdapat sepasang kursi tamu dan lengkap dengan mejanya.
Aku dipersilahkan duduk dan tidak lupa disuguhkan pula sekaleng minuman bersoda rasa straberry. Dengan senyum aku membuka kaleng dan menenggaknya sebanyak dua kali. Terasa dahagaku langsung hilang.
Ruang tamu yang super biasa ini selain diisi dengan sepasang sofa dengan corak merah putih, di kiri dan kananku ada lemari yang digunakan untuk menumpuk buku-buku yang cukup banyak. Kalender cetakan yang bergambar suami dan kedua anaknya terpampang di dinding dekat lemari dokumen. Sepertinya itu kalender tahun 2005. Beberapa foto saat menjalankan profesinya sebagai wartawan. Dan yang lucunya semua foto ini di cetak dengan printer biasa.
postingnya bagus, tapi belum membahas inti, hehehe. Ditunggu part 3-nya ya :)
Posted by Anonymous | 1:03 AM