« Home | Cuplikan Film "Finding Forrester" » | Finding Forrester » | Kuliah dari DR. Ritauli (part 2) » | Kuliah 4 Jam dari Ibu Ritauli » | Let Me be Your HERO » | Talking on Lunch Time » | Welcome Banjir Bandang » | 2006 Celebration with Love » | Sambal Pete dan Cah Kangkung » | Puzzle Monalisa » 

Wednesday, January 18, 2006 

Kelanjutan Kuliah 4 Jam itu.

" Aku baru pulang dari kantor kejaksaan. Baru ganti baju. Makanya sedikit banyak, baju rumahan sudah robek-robek".
Itulah kata-kata pertama yang dikeluarkan oleh Ibu Rita untuk memulai pembicaraan kami.
"Ada urusan apa ibu ke kantor kejaksaan?" tanyaku penuh selidik. Belum lama beliau duduk, dia sudah harus berdiri kembali dan pergi menuju ruang yang kemungkinan besar sebagai kantornya. Dari bawah tempat tidur, dia meraih sesuatu seperti majalah. Beliau membawanya kembali ke ruangan tempat saya duduk. Satu eksemplar diberikannya kepadaku. Aku melihat dari sampulnya ternyata itu adalah sebuah majalah yang bertajuk "FAKTA".
Aku lihat dan memcari tanggal terbitnya. Namun sudah terlebih dahulu dijelaskan kepadaku kalau majalah ini adalah terbitan terbaru di bulan Januari 2006.
Masalah penyelundupan BBM yang terjadi baru-baru ini di daerah Batam, oleh pihak kejaksaan melepaskan dan membebaskan Terek A. sebagai tersangka. Dan untuk mengkonfirmasi itu saya harus bolak-balik ke Kejari untuk menanyakan apakah ada sesuatu dibalik ini?
Saya seorang wartawan. Dan lebih tepatnya hanya sayalah perwakilan FAKTA yang ada di Kepulauan Riau. Sehingga setiap penyelewengan yang ada di Batam ataupun Kepri dimana media lokal sudah mengangkatnya namun belum ada tindak lanjutnya, itulah yang saya coba tuangkan dalam FAKTA ini. Walaupun terbit hanya sekali sebulan, namun hasil akhirnya sangat berpengaruh.
"Lihat ini", sambil menunjukkan sebuah tulisan dalam FAKTA edisi januari yang juga saya cari tahu dengan membolak-balik halamannya. Foto yang ada disana merupakan bangunan pasar induk yang ada di daerah Jodoh. Dari judul tulisan, saya tahu kalau pembangunan gedung tersebut berbau korupsi. PEMBANGUNAN PASAR INDUK DABAYANGI KORUPSI, itulah yang jadi judulnya. Informasi yang didapat ternyata pembangunannya menelan dana sebesar 48 milyar namun oleh konsultan menyatakan bahwa bangunan itu hanya butuh 28 milyar saja. Jadi kemana yang 20 milyar itu?
Itulah salah satu usaha dari Ibu Rita untuk mempertahankan statusnya sebagai "the one" perwakilan dari FAKTA yang akan berusaha membuka fakta sebenarnya. Dia berprinsip siapapun akan dia kejar kalau memang harus di kejar. Saya tidak takut pada siapapun. Baik itu menteri, gubernur sekalipun. Kalau dia melanggar hukum, yah harus dia pertanggungjawabkan.
Ibu Rita memulai perjalanan hidupnya di Batam sebagai ibu rumahtangga dimana suaminya bekerja sebagai DLAJ. Namun kehidupan rumah tangga mereka tidak semulus perkiraannya dan mereka harus bercerai. Bekerja sebagai anggota koperasi yang pada saat itu harus menjalankan operasi pasar. Karena tidak sanggup melihat penderitaan para pembeli beras, sehingga berapapun harga yang ditetapkan oleh DOLOG, segitu pula harga yang diberikan kepada rakyat. Saya tidak mampu menaikkan harga dan saya tidak bisa melihat mereka yang berbaju compang camping harus menaikkan 2 kali harga beras kepada mereka.
Itulah mungkin kenapa saya tidak bisa kaya. Sehingga saya miskin seperti sekarang ini.
"Delco, bulan Desember kemarin, adik saya itu" sambil menunjukkan foto yang ada di dinding. Dia meninggal karena sakit yang dideritanya. Memang pada saat itu saya seperti ada pertanda. Hari itu saya seperti ada bayangan kalau saya melihat adik saya itu di rumah ini. Ternyata sore harinya saya mendapat telepon dari adik saya yang perempuan. Saya tidak punya uang untuk pulang ke Medan dan menjenguk adik saya itu. Selama menceritakan kematian adiknya ini, Ibu Rita meneteskan airmata. Dan anehnya tidak ada isak tangis, namun air mata yang mengalir seperti air yang meluap dari gelas yang terisi penuh.
Tetanggaku ini semua tidak ada yang mau peduli dengan kemalanganku saat itu. Tidak ada satupun dari mereka yang bertanya atau sekedar memberikan penghiburan kepadaku. Malah teman-temanku yang jauh dariku yang membantuku. Tak ada satupun dari tetanggaku. Mereka semua hanya ingin menerima saja. Itulah kenapa aku sudah bosan kalau ada undangan hajatan. Saya tidak mau lagi menghadirinya.
Saya mendatangi seorang cina, namanya Aliong. Dulu pernah saya bantu dia. Kalau beras dari dolog saya pasok dulu dan bayarnya belakangan. Tapi namanya pedagang, bukan berapa yang saya butuhkan yang ditanyakan, namun hanya segini yang saya punya.
Untung saya bertemu dengan orang yang juga pernah saya bantu. Dan saya sangat bersyukur, dia memberikan berapa yang saya butuhkan. Ternyata Tuhan baik.
Jujur saja ya, hanya saya yang paling miskin di antara saudara-saudara saya.
(bersambung)

About me

  • I'm vuelveogata
  • From Batam, Kepri, Indonesia
  • From This Moment On (I do swear that I'll always be there. I'd give anything and everything and I will always care. Through weakness and strength, happiness and sorrow, for better or worse, I will love you with every beat of my heart.) From this moment life has begun From this moment you are the one Right beside you is where I belong From this moment on From this moment I have been blessed I live only for your happiness And for your love I'd give my last breath From this moment on I give my hand to you with all my heart Can't wait to live my life with you, can't wait to start You and I will never be apart My dreams came true because of you From this moment as long as I live I will love you, I promise you this There is nothing I wouldn't give From this moment on You're the reason I believe in love And you're the answer to my prayers from up above All we need is just the two of us My dreams came true because of you From this moment as long as I live I will love you, I promise you this There is nothing I wouldn't give From this moment I will love you as long as I live From this moment on
My profile

Menurut Kamu Gimana?!

Powered by Blogger
and Blogger Templates
BlogFam Community