Jangan Sia-siakan Airmatamu
Sore itu......
Yah, kemarin sore. Aku ada di rumah bapak pendetaku. Secangkir kopi hangat sudah ada di depan meja. Beberapa saat yang lalu aku pindahkan dari meja dapur. Kucoba untuk menslurup barabg sekali atau dua kali.
Nikmat benar......tiada duanya..........
Kunyalakan televisi yang sedari tadi mati melompong. Colok sana, pencet sini dan ambil remote. Acara Oprah yang ada di channel 5 Singapore menjadi perhatianku selanjutnya.
Ada anjing yang bertingkah seperti manusia pada umumnya. Berjalan dengan kakinya, demikian juga anjing ini yang berjalan dengan kaki belakangnya karena kedua kaki depannya sudah tidak ada.
Sedih juga melihatnya karena seakan dia sangat menderita saat berjalan dengan berdiri. Melangkahkan kakinya satu demi satu, emlirik ke kiri dan ke kanan. Nampaknya tepukan penonton yang ada di studio mampu membuatnya merasa bangga akan kerja kerasnya selama ini.
Percaya atau tidak...
Saya meneteskan air mata saat itu.
Sampai Oprah mengucapkan....Oh my gosh....
Pada season yang kedua tak kalah menariknya. Suara seorang anak (Anthony) berusaha meminta pertolongan kepada staff 911. Sebagaimana biasa operator yang menerima telepon akan bertanya banyak tentang identitas penelepon, tempat tinggalnya dimana terus kejadian yang mau dilaporkan apa.
Anak kecil ini yang masih berumur 7 tahun melaporkan kalau dia sedang sekarat karena ditusuk oleh bapaknya dengan piasau bertubi-tubu ke arah perut dan dadanya.
Ibunya sudah meninggal juga karena dibunuh ayahnya. Dengan informasi yang cukup jelas tersebut, si anak kecil ini bisa diselamatkan dan bapaknya di penjarakan.
Anthony, neneknya, polisi (seorang sersan) dan seorang paramedis turut hadir bersama oprah di studio. Kehadiran polisi dan paramedis tersebut yang belakangan disambut tepuk tangan gemuruh oleh orang2 di studio. Si sersan menggendong dan memeluk si Anthony. Begitu bear cinta mereka kepada anak kecil korban kekerasan orangtuanya.
Terus terang saat moment ini terjadi, mata saya juga berkaca-kaca. Ini rasanya menangis sejadi-jadinya.
Saya rasa, ada saatnya kita meneteskan air mata. Itulah air mata kebahagiaan.
Yah, kemarin sore. Aku ada di rumah bapak pendetaku. Secangkir kopi hangat sudah ada di depan meja. Beberapa saat yang lalu aku pindahkan dari meja dapur. Kucoba untuk menslurup barabg sekali atau dua kali.
Nikmat benar......tiada duanya..........
Kunyalakan televisi yang sedari tadi mati melompong. Colok sana, pencet sini dan ambil remote. Acara Oprah yang ada di channel 5 Singapore menjadi perhatianku selanjutnya.
Ada anjing yang bertingkah seperti manusia pada umumnya. Berjalan dengan kakinya, demikian juga anjing ini yang berjalan dengan kaki belakangnya karena kedua kaki depannya sudah tidak ada.
Sedih juga melihatnya karena seakan dia sangat menderita saat berjalan dengan berdiri. Melangkahkan kakinya satu demi satu, emlirik ke kiri dan ke kanan. Nampaknya tepukan penonton yang ada di studio mampu membuatnya merasa bangga akan kerja kerasnya selama ini.
Percaya atau tidak...
Saya meneteskan air mata saat itu.
Sampai Oprah mengucapkan....Oh my gosh....
Pada season yang kedua tak kalah menariknya. Suara seorang anak (Anthony) berusaha meminta pertolongan kepada staff 911. Sebagaimana biasa operator yang menerima telepon akan bertanya banyak tentang identitas penelepon, tempat tinggalnya dimana terus kejadian yang mau dilaporkan apa.
Anak kecil ini yang masih berumur 7 tahun melaporkan kalau dia sedang sekarat karena ditusuk oleh bapaknya dengan piasau bertubi-tubu ke arah perut dan dadanya.
Ibunya sudah meninggal juga karena dibunuh ayahnya. Dengan informasi yang cukup jelas tersebut, si anak kecil ini bisa diselamatkan dan bapaknya di penjarakan.
Anthony, neneknya, polisi (seorang sersan) dan seorang paramedis turut hadir bersama oprah di studio. Kehadiran polisi dan paramedis tersebut yang belakangan disambut tepuk tangan gemuruh oleh orang2 di studio. Si sersan menggendong dan memeluk si Anthony. Begitu bear cinta mereka kepada anak kecil korban kekerasan orangtuanya.
Terus terang saat moment ini terjadi, mata saya juga berkaca-kaca. Ini rasanya menangis sejadi-jadinya.
Saya rasa, ada saatnya kita meneteskan air mata. Itulah air mata kebahagiaan.